Wakil Walikota Salatiga Muh Haris siap memakai batik motif Bathok Bolu khas Noborejo untuk membantu sosialisasi. Begitu komitmennya saat menyambut audiensi Sri Mulyani penggagas motif didampingi Ketua RW 05 dan beberapa tokoh masyarakat Noborejo, di ruang kerja wakil walikota, 1/10.
Rombongan tersebur berharap dibantu pemerintah dalam pengurasan hak cipta. Sri Mulyani mengaku was-was jika motif batik karyanya diakui pihak lain. “Motif batik Bathok Bolu ini saya dapatkan dari buku peninggalan leluhur Noborejo. Bolu adalah singkatan dari Nobo Telu (Nobo Wetan, Nobo Tengah dan Nobo Kulon). Saya Bersama tokoh Noborejo bermaksud untuk mematenkan motif ini untuk menjadi ciri khas Noborejo, agar bisa bermanfaat bagi warga,” terang Sri Mulyani.
Wakil Walikota didampingi perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Salatiga, dan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja. Kedua dinas tersebut juga siap membantu untuk urusan hak paten, dan perijinan home industrinya.
Muh Haris mengaku senang dengan kreasi motif batik Batho bolu karena semakin manmbah koleksi motif batik khas Salatiga. “Saya menilai motif batik bathok bolu sangat bagus dan bisa terus dikembangkan lagi. Silahkan hubungi dinas terkait agar dibantu dalam proses perijinan, paten dan pengembangannya. Jika dinas sudah mengetahui tentu tidak akan tinggal diam, bahkan bisa turut dalam pameran-pameran yang diprogramkan dinas,” Muh Haris memberikan pengarahn.
Sri Mulyani jug amenambahkan bahwa motif batik Bathok Bolu, sekarang ini baru dikreasikan dengan bunga melati. “Bunga melati berasal dari Pasar Melati yang ada di Noborejo. Selain itu juga ada daun ocen-ocen yang banyak terdapat di Noborejo. Kita dalam memproduksi mengajak warga setempat khususnya ibu-ibu. Harapan saya adalah batik motif bathok bolu mampu mengangkat perekonomian warga Noborejo,” tambah Sri Mulyani.
Comments are closed