Balaikota- Kota Salatiga sebagai Indonesia Mini, Kota Toleran, Kota Cerdas dan Kota Harmonis, dihuni oleh beragam suku, agama, dan ras berbeda, namun rukun satu dengan yang lain, sehingga mampu menciptakan suana yang nyaman, sejuk dan damai. Meski tak dipungkiri, kerukunan antar umat beragama khususnya di Kota Salatiga saat ini sedang diuji menjelang Pemilu bulan April mendatang, namun segala bentuk ujian tersebut tidak akan berarti jika masyarakat menyadari hakekat kebersamaan dan keharmonisan di dalam perbedaan.
Demikian disampaikan Wakil Walikota Salatiga, Muh Haris, SS, M.Si, saat memberikan sambutan dan membuka secara resmi acara Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Tahun 2019, yang berlangsung di Ruang Kaloka Gedung Setda lantai 4 Salatiga, Kamis 21/03. Hadir dalam acara tersebut, Pengurus PKK, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat se-Kota Salatiga.
Muh Haris menekankan, selayaknya keragaman dibingkai dalam kesadaran penuh sebagai potensi negara yang sangat besar. Ia menggambarkan keragaman seperti bunga yang berwarna-warni sehingga menjadi sebuah taman yang indah, aneka satwa berkumpul dalam satu lingkup yang damai sehingga menjadi kebun binatang yang menyenangkan. Karena itu, Wawali mengajak seluruh masyarakat untuk terus bersama berikhtiar, mewujudkan Kota Salatiga yang maju, beradab dan hati beriman.
“Kalau berbagai jenis binatang saja bisa menjadikan sebuah lingkup yang menyenangkan untuk dikunjungi, masa manusia tidak bisa berkumpul dalam kehidupan yang harmoni diantara keragaman,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini pula, Muh Haris mengajak seluruh komponen masyarakat dan pemerintah kota untuk menciptakan dan menjaga suasana yang kondusif dan toleran di Kota Salatiga melalui upaya memajukan usaha kuliner dan tempat rekreasi keluarga guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab disadari, Salatiga tak memiliki lahan pertanian yang luas dan lahan industri yang besar.
“Kita dapat menjual suasana yang akrab, nyaman, sejuk sebagai potensi Kota Salatiga. Dulu ketika orang membayangkan jika pasca pembangunan jalan tol, Salatiga akan menjadi kota yang sepi. Kenyataannya, setelah setahun dua tahun berjalan, kota kita tetap ramai, banyak yang berkunjung dan berwisata kuliner di Salatiga. Bahkan, setahun terakhir ini PAD kita naik luar biasa. Untuk itu, mari kita bersama-sama memajukan usaha kuliner, tempat-tempat rekreasi keluarga, yang tentunya membutuhkan suasana yang kondusif dan toleran,” tutur Muh Haris di akhir sambutannya.
Sebagaimana disampaikan Drs. Suwarna selaku Ketua Panitia, acara ini dihadiri oleh 200 peserta, dengan materi Aktualisasi Toleransi Kerukunan Umat Beragama dan Perspektif Pemerintah Jawa Tengah oleh Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Beragama di Indonesia oleh Dosen IAIN Salatiga dan Pasang Surut Hubungan Umat Beragama oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 07.00 pagi ini sebagai program kepedulian Pemkot Salatiga, melalui Badan Kesbangpol, yang berkomitmen untuk menjaga kerukunan,keharmonisan dan silaturahmi antar umat beragama, mengantisipasi konflik dan memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa dalam rangka menjaga kondusifitas di Kota Salatiga,” jelas Suwarna.
Comments are closed