Pemerintah Kota Salatiga kembali mendeklarasikan sekolah ramah anak. Senin, (16/1/23) SMP Negeri 8 Kota Salatiga mewujudkan komitmen tersebut dengan menandatangani piagam deklarasi. Penandatanganan dilakukan oleh beberapa unsur yang terdiri dari Pj. Wali Kota, Kepala DP3AP2KB, Kepala Disdik, Kepala Sekolah SMP 8, Ketua Komite, Camat, perwakilan siswa, dan perwakilan orang tua. Kegiatan tersebut bertemakan “Menguatkan marwah sekolah dalam mewujudkan karakter profil pelajar Pancasila”. Pada waktu yang sama diserahkan pula aset tanah milik Pemkot Salatiga untuk pengembangan pendidikan SMP N 8 Salatiga.

Deklarasi sekolah ramah anak dimulai dengan penampilan kesenian dan flashmob oleh siswa-siswi. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Kepala Sekolah SMPN 8 Salatiga, Dwi Setyawati, S.H., M.Pd. “Iya, pada hari ini terselenggara kegiatan di SMPN 8 yang terangkai dari tiga kegiatan, yaitu workshop pemanfaatan platform merdeka mengajar, kemudian deklarasi ramah anak dan penyerahan aset daerah untuk digunakan pengembangan SMPN 8 Salatiga. Yang kedua, kami mengucapkan sugeng rawuh kepada bapak Pj. Wali Kota beserta tamu undangan yang telah hadir disini. Ke depan, kami mohon petunjuk dari bapak dalam mengembangkan SMPN 8 menjadi sekolah kebanggaan Salatiga. Mohon dukungannya, semoga nanti ruang kesenian yang pendoponya kecil bisa dibangunkan menjadi Pendopo yang lebih besar dan studio teater untuk anak-anak serta lapangan yang lebih keren lagi”.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Wali Kota memberikan ruang kepada para siswa untuk menunjukkan keberaniannya di hadapan seluruh siswa dan tamu yang hadir. Jina, siswi kelas 7 dan Lutfi, siswa kelas 9 memberanikan diri untuk menerima tawaran Pj. Wali Kota Salatiga menemaninya. Kedua siswa tersebut berkenan untuk menyanyikan sebuah lagu dan diberikan pertanyaan terkait bullying di sekolah. Mereka menuturkan beberapa kali terjadi pembulian baik merujuk kepada bentuk fisik seseorang maupun dengan memanggil nama dengan sebutan nama orang tuanya. Kemudian ditanya bagaimana menyikapi hal tersebut, Lutfi pun memberikan argumentasi yang cukup bijak. “Ya, saya tidak membalasnya dengan ejekan. Karena saya tahu kalau di ejek itu rasanya sakit”. Sontak pernyataannya tersebut langsung disambut dengan tepuk tangan seluruh siswa dan para undangan. Sebagai apresiasi, dua siswa mendapatkan dua buah handphone dari Pj. Wali Kota Salatiga.

Pj. Wali Kota mengajak para siswa untuk menghindari bullying yang berdalih bercanda kepada teman, karena sikap tersebut sangat ‘memorable’. “Temen-temen sekalian, bullying itu memorable banget sampai kita tumbuh mendewasa. Kamu boleh pintar, kamu boleh juara kelas tapi kalau kamu tidak sopan dengan bapak/ibu gurumu, dengan temanmu, usil dan jahil sama temenmu, pintarmu tidak ada gunanya. Maka dari itu, hindari bullying dengan berkedok bercanda dengan temanmu. Oleh karena itu, adik-adikku tolong hargai orang lain, tolong beradab dengan orang yang lebih tua dan juga teman sebaya”.

Selain itu, terkait dengan penyerahan aset tanah untuk SMPN 8, Pihaknya juga berharap agar tanah tersebut bisa dimanfaatkan untuk aktifitas pembelajaran para siswa. “Mudah-mudahan 1500 meter persegi ini nanti secara bertahap akan dipakai untuk aktifitas anak, untuk aktifitas pembelajaran baik akademik maupun non akademik yang bisa memberikan semangat baru”. Kesempatan tersebut diberikan pula satu set Personal Computer (PC) untuk SMPN 8 dan dilakukan penandatanganan di MMT yang telah disediakan.

Categories:

Tags:

Comments are closed