Tahun 2021 ini Kota Salatiga resmi miliki modin perempuan. Demikian laporan yang disampaikan Kepala Bagian Kesra BPH Pramushinta saat melaporkan kegiatan Sarasehan Modin Tahun 2021 di Ruang Kaloka Gedung Sedta, 05/04.
“Sarasehan Modin kali ini diikuti oleh 124 modin yang dibagi menjadi dua hari, hari pertama dengan peserta 63 orang dan hari kedua 61 orang. Dan Alhamdulillah tahun ini kita sudah memiliki modin perempuan sebanyak 24 orang. Keberadaan modin perempuan ini sangat penting karena terkait gender. Dalam sarasehan ini bapak/ibu modin akan mendapatkan stok materi dan arahan bapak wali kota yang diwakili bapak Pj Sekda,” BPH Pramushinta melaporkan.
“Untuk pemateri adalah Drs Anashom M.Hum., dari MUI Jawa Tengah sedang hari kedua pemateri oleh Dr. Agus Suaidi Lc. Ketua MUI Salatiga. Kami juga berharap semoga dana operasional modin untuk bapak-ibu semua bisa segera dicairkan,” tambah.
Pj. Sekda Drs. Muthoin, M.Si. menyampaikan terima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa tengah dan Majelis Ulama Indonesia Kota Salatiga, yang berkenan menjadi narasumber pada hari ini. “Semoga kehadiran pemateri bisa memotivasi para modin di Kota Salatiga untuk selalu waspada dalam menangani kematian warga terutama yang terkena Covid 19 dan para modin perlu mendapatkan pengetahuan untuk penanganan jenazah terkait Covid-19, baik itu jenazah ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pegawasan), hingga Pasien Positif Covid-19. Mohon disimak dengan seksama atas materi yang akan disampaikan, semoga ilmu yang didapatkan dapan mendukung kerja modin di Kota Salatiga,” pesan Pj. Sekda.
Drs. H. Anashom, M. Hum. Dalam paparannya menyampaikan Peran Modin Dalam Dakwah di Masyarakat. “Panjengan adalah tokoh masyarakat yang langsung berhubungan dan bersinggungan dengan masalah di masyarat. Sangat tepat jika Pemkot Salatiga memperhatikan bapak ibu semua.
Moderator diampu langsung Kabag Kesra dalam pengantarnya menyampaikan bahwa, idealnya tiap kelurahan minimal ada satu modin perempuan. Selain mengurusi perihal terkait perawatan jenazah juga melakukan dakwah di lingkungannya. di Kota Salatiga juga sudah menerbitkan buku pedoman modin sebanyak 3 kali cetak dan akan terbit cetakan ke-4.
Aminah, Nur Hidayah, dan Juminah modin dari Blotongan yang duduknya berdekatan mengaku keget mendapat undangan dari Pemerintah Kota Salatiga untuk menghadiri sarasehan modin. “Ternyata kami ditetapkan menjadi modin perempuan. Dengan sarasehan ini kami merasa bangga karena mendapatkan perhatian dari Pemkot, kami juga berharap bisa mendapatkan buku panduan modin untuk mendukung pengetahuan kami dan sarana mengajarkan kepada ibu-ibu lain,” ungkap Aminah yang disetujui kedua temannya tersebut.

Categories:
Tags:
Comments are closed