Ratusan penari guyub bersama menampilkan tarian terbaiknya dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-1275 Kota Salatiga pada kegiatan Salatiga 6 Jam Menari (Salam Jari) di Pendopo Bung Karno Kantor DPRD Kota Salatiga, Minggu (20/7). Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi dari Dewan Kesenian Salatiga (DKS) bersama dengan Pemkot dan DPRD Kota Salatiga. Hadir pada kesempatan tersebut Ketua DPRD, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga beserta segenap undangan.
Wido Muwardi, selaku Ketua DKS menyampaikan bahwa sebanyak 34 tarian akan dibawakan oleh 183 orang penari baik usia dini hingga dewasa dalam kegiatan Salatiga 6 Jam Menari. Pada kesempatan ini beliau memohon maaf atas keterbatasan kemampuan sehingga belum dapat melibatkan lebih banyak lagi penari-penari Salatiga. “Saya berharap, semoga kegiatan ini dapat menjadi momentum dan Impian bagi pelaku seni di Kota Salatiga,” pesannya.
Dalam sambutan Dance Ishak Palit, Ketua DPRD Kota Salatiga disampaikan bahwa melestarikan budaya adalah cara kita memahami siapa kita baik dulu, sekarang dan akan datang. “Jadi budaya itu berhubungan dengan biyen tapi juga berhubungan dengan beyond,” ungkapnya. Beliau juga berterimakasih kepada DKS karena memberikan kesempatan dan wadah pada anak-anak Salatiga untuk memahami siapa dirinya melalui budaya.
Wali Kota Salatiga yang dalam hal ini diwakilkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyampaikan bahwa pada kesempatan ini warga Salatiga tidak hanya merayakan usia hanya dengan angka tapi dengan gerak, irama dan ekspresi yang dituangkan dalam Salatiga 6 Jam Menari. “Hal ini adalah cerminan dari Kota Salatiga yang dinamis, penuh energi, kreatif dan tidak pernah berhenti bergerak maju,” ujarnya. Beliau mengajak warga Salatiga untuk menjadikan momentum ini sebagai penguat komitmen untuk terus merawat kebudayaan, memberi ruang kreatifitas dan mempererat tali persaudaraan. “Semoga energi positif yang terpancar dari Salatiga 6 Jam Menari dapat menginspirasi kita semua untuk terus berkarya dan berkontribusi demi kemajuan Kota Salatiga,” pungkasnya.





Comments are closed