Minggu (14/05), Pdt. Daniel Adi Nugroho, S.Ag ditahbiskan sebagai Pendeta Jemaat di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salib Putih. Dalam kegiatan tersebut, umat Kristiani memenuhi Gereja Salib Putih dengan penuh suka cita tak hanya merayakan atas ditahbiskannya Pdt. Daniel tetapi sekaligus pula dalam merayakan HUT Salib Putih ke-121. Hadir dalam kegiatan penahbisan ini Pj. Wali Kota, Kabag Perekonomian Setda, Camat Argomulyo beserta Forkopimcam, Lurah Kumpulrejo, dan Tokoh Agama Kristiani Kota Salatiga
Dalam sambutannya, Pj. Wali Kota Salatiga memberikan ucapan selamat atas ditahbiskannya Pdt. Daniel. Drs. Sinoeng N. Rachmadi, M.M mengatakan, “Mas Daniel Adi Nugroho, dalam kesempatan ini selain ucapan selamat, ada tugas-tugas kemanusiaan. Bukan hanya semangat spiritual karena tadi disebutkan oleh pimpinan Sinode Gereja Kristen Jawa, Kota Salatiga telah ditahbiskan sebagai kota toleran (nomor 2) se-Indonesia dan itu juga bagian dari kontribusi secara signifikan GKJ saat itu dalam interaksi kehidupan keberagamaan di tengah keberagaman.”
Penyerahan simbolis Buku Sejarah Salib Putih kepada Pj. Wali Kota serta peresmian Museum Witte Kruis turut menjadi rangkaian dalam kegiatan penahbisan. Buku Sejarah Salib Putih yang ditulis oleh Anthony Yudi Mahendra Tumimimor berisikan sejarah berdirinya Salib Putih yaitu sejak tahun 1902 yang merupakan koloni pertama di Salatiga. Witte Kruis merupakan bahasa belanda yang berarti Salib Putih dipilih menjadi nama Museum yang berisikan berbagai peninggalan atau artefak dari jaman Belanda seperti benda, foto, maupun literasi.
Anthony berharap agar dapat menjalin kerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk memajukan dan mengembangkan Museum Witte Kruis ini. “Kerja sama pasti akan sangat dinantikan dengan dinas terkait, apalagi ini juga otomatis karena dia (museum) berada dalam administrasi Kota Salatiga, ini otomatis akan menjadi salah satu museum yang ada di Kota Salatiga. Dan harapannya juga semoga semakin banyak orang yang berkunjung ke Museum Salib Putih ini.”





Comments are closed