Bagikan

Lebih dari 50 santri putra dan putri Kota Salatiga ikuti Gerakan Santri Menulis, Santri Melawan Hoax Tahun 2021. Kegiatan dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Sidorejo Salatiga bekerjasama dengan Suara Merdeka, di Masjid Assyarkowi Pulutan, 25/04.

Hadir dalam upacara pembukaan Wakil Wali Kota Salatiga Dr. Muh Haris, SS., MSi., Pimpinan Redaksi Suara Merdeka, Kepala Kementerian Agama Kota Salatiga, Lurah Pulutan, Pengasuh Pondok Salafiyah KH. Abdul Basit, MPdi., Ketua RMI Fathur, serta pimpinan pondok pesantren di lingkungan Kelurahan Pulutan.

Dalam sambutannya KH. Abdul Basit  menginginkan santri tidak hanya pandai dalam membaca kitab tapi juga mahir dalam menulis. “Alhamdulillah pagi ini bisa bersilaturahmi di Masjid Assyarkowi Pulutan ini. Selaku pengasuh menghaturkan selamat datang kepada Bapak Wakil Wali Kota, Kepala Kemenag, mohon maaf karena diterima dengan lesehan, harapannya adalah biar bernuansa santri. Kami juga mohon Pak Wakil memberikan arahan kepada para peserta,” sambutnya.

“Kepada pimpinan redaksi suara merdeka yang memilih pondok kami sebagai lokasi pelatihan gerakan Santri Menulis tahun 2021. Kalam Khobar dalam kajian ilmu balaghoh, disana diajarkan tidak langsung menerima berita. Meski berita itu benar tapi masih ada kriteria, benar mutlak dari Alquran hadist, ada tingkatan kabar yang bimbang, dan kabar bersifat dugaan. Nah kalau wahm atau dugaan harus hati-hati dan santri harus menolaknya,” Abdul Basit menjelaskan.

“Perserta 50  yang diperkenankan , tapi di halaman ada kursi agar santri lain bisa mengikuti. Meski tidak resmi mohon diizinkan agar bila ada ilmu yang teserap menjadi berkah. Pondok Madrosatul Qur’an, Pondok Darmo Lestari, Pondok Nurul Asna, Nurul Madani, dan yang lain. Untuk santri kalian harus memiliki ilmunya kyai, bisa pimpin manakib, bisa khutbah, bisa memimpin dan yang putri bisa mendampingi suami, meskipun tidak menjadi kyai,” tambahnya.

Kepala Kemenag Taufiqur Rahman SAg., MAg., memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan ini bermanfaat besar bagi peserta pelatihan. Maka mewakili keluarga besar Kemenag Salatiga menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara. Tahun berikutnya saya juga mohon Kota Salatiga mendapatkan jatah semoga rutin untuk tiap tahunnya,” sambut Kepala Kemenag.

“Menulis adalah sebenarnya karakter santri, pintar membaca dan menulis, bila kita kaji apa yang kita baca saat ini adalah para ulama yang pandai dalam bidang tersebut. Bisa kita bayangkan bila para ulama tidak meninggalkan hasil yang bisa kaji saat ini. Warnailah dunia jurnalistik baik cetak, elektronik dan media sosial dengan tulisan kalian karena jika kalian tidak memenuhi sarana tersebut ruang itu akan diisi oleh orang-orang yang dangkal pengetahuan. Selanjutnya saya ucapkan selamat kepada para santri yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini,” pesan Taufiqur Rahman.

Gunawan Permadi, MH., mengungkapkan bahwa intinya ingin silaturahmi ke Pondok-pondok selama Ramadhan. “Memang peserta kita batasi karena protokol kesehatan. Saya bayangkan jaringan penulis pesantren nasional sangat luar biasa. Mudah mudahan bekal ilmu dari Pak Haryanto Halim CEO dari Marimas yang akan menjadi pemateri kali ini akan memberikan bekal dalam tulis menulis santri,” ungkapnya.

Wakil Wali Kota merasa bersyukur karena santri memiliki semangat dalam dunia tulis menulis. “Saya sering sampaikan dalam berbagai forum, kota Salatiga kota kecil, kita harus memiliki diferensiasi. Oleh karenanya sektor pendidikan yang kita pilih untuk menjadi pembeda. Bukan saja universitas dengan mahasiswa yang banyak dan berasal dari berbagai daerah yang prestasinya membanggakan, namun unsur pendidikan seperti Pondok Pesantren juga harus mewarnai dalam sektor pendidikan ini,” Muh Haris memberikan gambaran.

Categories:

Comments are closed