Upaya mewujudkan ‘Salatiga Kota Biopori’ kian masif. Wakil Wali Kota Salatiga, Nina Agustin, secara resmi meluncurkan Kampung Percontohan Biopori di RW 10 Perumahan Taman Mutiara, Tingkir Tengah, pada Sabtu (11/10). Acara ini menandai selesainya pembuatan 240 unit biopori secara swadaya oleh warga, sebuah kontribusi nyata menuju target 20.000 lubang biopori di Kota Salatiga.
Wawali Nina hadir bersama Dandim 0714/Salatiga, Ketua DPRD Kota Salatiga, Kepala Dinas Lingkungan Hidup serta Plt. Camat Tingkir dan Lurah se-Kecamatan Tingkir.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Wawali Nina Agustin memuji inisiatif warga Perumahan Taman Mutiara, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bukti otentik dari komitmen lingkungan masyarakat.
“Saya melihat bahwa launching Kampung Percontohan Biopori ini bukan hanya sekadar seremonial, tapi menjadi bukti nyata dukungan masyarakat terhadap program ‘Salatiga Kota Biopori’,” tegas Nina.
Beliau juga menyoroti peran ganda biopori, tidak hanya sebagai resapan air, tetapi juga solusi pengelolaan sampah. Dengan adanya biopori di tiap-tiap rumah dan biopori komunal, warga Taman Mutiara telah menjadi pionir dalam hal mengurangi volume sampah organik yang berakhir di TPA Ngronggo.
“Warga Perum Taman Mutiara telah berperan besar, membantu mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA Ngronggo. Artinya, Bapak/Ibu tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga membantu Pemerintah Kota mengelola sampah secara lebih bijak dan berkelanjutan. Ini adalah langkah kecil dengan dampak yang luar biasa,” tambahnya.
Dandim 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, menyebut bahwa masyarakat cerdas adalah mereka yang berorientasi pada lingkungan, yang ia sebut sebagai investasi masa depan.
“Menjaga lingkungan adalah investasi kita untuk anak dan cucu kita, bukan hanya untuk satu atau dua tahun ke depan. Yang terpenting adalah partisipasi warga, karena semuanya peran serta warga di sini. Kami (pemerintah dan Kodim) hanya sebagai jembatan, hanya sebagai motor,” ujar Guvta.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, M.Si, menyoroti biopori sebagai solusi strategis jangka panjang untuk mengatasi dua masalah klasik Salatiga: banjir dan sampah.
“Alhamdulillah, tadi malam saat hujan deras, banjir sudah berkurang berkat program Jaga Tirta, tetapi itu jangka pendek. Jangka panjangnya adalah biopori. Biopori berfungsi sebagai resapan air, dan yang kedua, ia memungkinkan penanganan sampah organik untuk pembuatan pupuk. Ini bukan hanya program pemerintah, tapi program masyarakat untuk masyarakat,” jelas Dance.
Nina menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih khusus kepada Dandim 0714/Salatiga beserta Komunitas Jaga Tirta, Dinas Lingkungan Hidup, dan seluruh elemen yang terlibat.
“Kolaborasi seperti inilah yang membuat Salatiga tetap hangat, guyub, dan penuh semangat kebersamaan,” katanya.
Ia berharap Dinas Lingkungan Hidup dan Kelurahan Tingkir Tengah akan terus mengawal Perumahan Taman Mutiara dan mendampingi wilayah lain. “Biarlah semangat biopori, semangat peduli lingkungan, dan semangat swadaya ini tumbuh di seluruh penjuru kota,” pungkasnya.





Comments are closed