Salatiga – Saat ini keberadaan olahraga tradisional mulai tergerus di tengah gempuran permainan modern dan digital. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman terhadap olahraga tradisional perlu ditingkatkan di Kota Salatiga.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggelar Worshop mengenai Penggerak Olahraga Tradisional. Hal tersebut di gagas oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga, yang bertempat di Aula SMPN 2 Salatiga, Selasa (06/10/2020).
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut penting sekali diadakan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia terutama guru olahraga. Diakuinya, bahwa saat ini olahraga tradisional sudah mulai jarang dilakukan bahkan mulai menghilang.
“Worshop seperti ini saya rasa penting sekali. Tidak hanya kualitas personal gurunya yang akan bertambah. Namun pengetahuan dan wawasan mengenai olahraga tradisional bisa lebih dikenalkan nantinya,” kata Yuliyanto.
Hal ini sejalan dengan visi misi Kota, dengan adanya sektor pendidikan yang juga menjadi prioritas. Menurutnya, kota pendidikan dan kota olahraga yang disandang Salatiga tidak hanya selogan semata akan tetapi dapat diwujudkan bersama di dalam masyarakat.
“Jangan sampai olahraga tradisional tinggal kenangan, kita harus memberikan hal tersebut ke anak muda mulai dari sekarang. Semoga kedepan juga akan membawa prestasi bagi Kota Salatiga,” jelasnya.
Yuliyanto mengakui sosialisai mengenai permainan/olahraga tradisional ini bukannya tanpa tantangan. Kendala yang ada justru harus bisa diselesaikan dengan pemahaman yang baik.
“Mari bersama-sama menggerakkan dan menyakinkan masyarakat khususnya kaum milineal untuk menyukai olahraga tradisional tersebut,”pungkas Yuliyanto.
Kepala Dispora Salatiga, Muh. Nasiruddin mengatakan bahwa kegiatan workshop penggerak olahraga tradisional dilakukan untuk menanamkan nilai budaya dari permainan tradisional dan untuk memperkenalkan kembali olahraga tradisional yang mulai menghilang.
“Eksistensi permainan/olahraga tradisional perlu ditingkatkan, karena saat ini kebanyakan sudah mulai lupa dan bahkan tidak mengenalinya,”ucapnya.
Nasiruddin menambahkan kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari dengan diikuti oleh 30 peserta. Mereka terdiri dari 12 orang guru PJOK SD/MI, 10 orang guru SMP/MTS dan masyarakat umum 8 orang.
Comments are closed