Bagikan

Kekurangan yodium merupakan masalah gizi di dunia yang menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental. Ada sekitar 2 Miliar penduduk dunia mengalami kekurangan yodium, dimana 30 persen diantaranya adalah anak usia sekolah. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk mengkonsumsi zat yodium yang terdapat pada garam beryodium sesuai takaran, untuk mencegah terjadinya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

“Kita cukup berbangga, hasil dari skrining penggunaan garam yodium pada rumah tangga melalui penjaringan anak sekolah, telah ditemukan fakta bahwa 100% rumah tangga se-Kota Salatiga telah menggunakan garam yodium,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, Titik Kirnaningsih saat menjadi pemateri dalam Sosialisasi Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Ruang Plumpungan Gedung Sekretariat Daerah Pemkot Salatiga, Kamis 18/7/2019.

Titik mengungkapkan, akibat gangguan kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok, hipo dan hipertiroid, gangguan pertumbuhan pada anak (kekerdilan), kretin endemik yang ditandai oleh gangguan mental, gangguan pendengaran , penyakit arteri koroner bahkan kanker. Oleh karena itu, Titik mengingatkan cara penggunaan garam yang baik, diantaranya dengan tidak memberi garam pada masakan mendidih, serta membiarkan panci dalam keadaan terbuka, karena yodium tersebut akan menguap. Selain itu, sebaiknya memberi garam yodium pada masakan setelah diangkat dari api (kompor) serta dianjurkan membubuhi garam yodium pada makanan ringan.

“Garam beryodium sebaiknya digunakan sebagai garam meja, bukan saat memasak. Juga, jangan menggunakan garam grosok untuk memasak karena garam grosok hanya digunakan untuk pakan ternak atau kebutuhan lain selain non konsumsi,” jelas Titik.

Lebih jauh, Titik berpesan kepada 100 peserta dari unsur Tim Penggerak PKK, Pokja PKK, Posyandu dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang mengikuti sosialisasi tersebut untuk mensosialisasikannya kembali ke lingkungannya masing-masing, sebagaimana peran kader PKK sebagai organisator, motivator, edukator, inovator, katalisator dan dinamisator.

Sementara, Kepala Bapelitbangda, Drs. Susanto, saat membuka kegiatan tersebut mengungkapkan misinya dalam mengawal seluruh kebijakan pemerintah daerah, sebagaimana komitmen Walikota Salatiga yang ingin mewujudkan Kota Salatiga Hati Beriman yang SMART. Ia berharap, seluruh peserta Sosialisasi Penanggulangan GAKY mampu menjadi agen di tengah lingkungan masing-masing, sehingga ilmu yang diserap melalui sosialisasi tersebut bisa lebih efektif.

“Salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah menuju masyarakat Salatiga Sehat. Hendaknya, setelah mendapatkan ilmu ini para peserta dapat menjadi agen di lingkungan masing-masing. Tingkatkan kompetensi secara profesional, sehingga apa yang ditangkap dari diskusi ini akan terwujud dengan baik di masyarakat,” tandas Susanto. (el/bm)

 

Categories:

Comments are closed